Tuesday, October 13, 2009

pencemaran nilai nilai sosial terhadap sinetron isabella

I.                    Latar Belakang Masalah

Pada saat sekarang ini, Indonesia banyak menciptakan tayangan televisi atau reality show dengan berbagai cerita yang fiktif atau fakta. Banyak sinetron atau reality show yang membawa pengaruh bagi masyarakat yang menyaksikannya, terutama bagi para anak – anak kecil di bawah umur yang seharusnya belum pantas untuk menyaksikan tayangan yang diperuntukan untuk orang dewasa. Bahasa, perilaku, tata krama dan perbuatan yang di lakukan oleh para pemain film tersebut ada yang menghasilkan dampak baik dan buruk.
Sebagai contoh adalah film yang berjudul ‘Isabella’, yang berada di stasiun televisi Indosiar. Film ini menceritakan tentang kekerasan yang dilakukan suami dan keluarga kerajaan yang tidak sepantasnya didapatkan Isabella sebagai istri dari Imran, seorang calon Raja dari Kerajaan Kelantan. Perfilman Indonesia terkadang menciptakan film – film yang kurang bermanfaat dan kurang sesuai dengan usia yang menyaksikannya. Anak – anak kecil sering menirukan atau mengikuti bahasa, perilaku yang kurang terpuji, cara bertata krama dan sebagainya yang seharusnya tidak mereka lakukan di usia mereka yang belum dewasa. Kebanyakan dari mereka, menerapkan perilaku yang mereka lihat di televisi itu kepada orang di sekitarnya, sehingga membawa dampak yang sangat buruk di dalam kehidupan mereka sehari – hari. Padahal mereka sendiri tidak mengerti apa maksud dan tujuan dari film tersebut. Mereka juga tidak mengerti bahasa – bahasa yang sebelumnya belum pernah di dengar di kehidupannya sehari – hari.
Bagi orang dewasa, cerita yang di tampilkan kurang menghibur.sebagai contoh, terkadang cerita yang di mainkan oleh para pemain film tersebut tidak masuk akal, sehingga membuat emosi para penontonnya terpancing dan membuat bosan penonton untuk terus menyaksikan film tersebut. Tetapi ada sebagian film yang berdampak baik bagi para penontonnya. Nilai – nilai rohani yang ditanamkan dalam film tersebut membuat para penontonnya sadar akan perilaku yang seharusnaya dilakukan di dalam kehidupan ini.

II. Masalah Utama

Saya mengambil contoh film ‘Isabella’ yang akan saya jelaskan di dalam makalah ini. Isabela adalah salah satu film yang di tampilkan di Indosiar jam 18.00 – 19.00 setiap hari. Isabella adalah seorang perempuan biasa yang dijodohkan oleh ibunya untuk menikah dengan seorang Raja dari Kerajaan Kelantan yang bernama Imran. Imran melakukan pemaksaan kepada Isabela untuk menikah dengannya, yaitu dengan cara membohongi Isabela untuk menerima tawaran sebagai pemeran utama dalam iklan pernikahan. Ternyata Imran melaksanakan pernikahan dalam tayangan advertisement itu di bawah kesadaran Isabella, karena Isabella sudah diberikan obat penenang dan ia melaksanakan pernikahan itu dalam keadaan setengah sadar. Imran melakukan ini karena ia sangat mencintai Isabella tetapi Isabella menolak Imran sebagai suaminya. Akhirnya Imran melakukan kekerasan kepada Isabella. Dia menyakiti Isabella karena dendam dengan cara menyayat tubuh mulus Isabella, menyundutkan rokok ke tangan Isabella, dan mencambuk Isabella saat ingin berhubungan. Isabella dilakukan tidak sepantasnya sebagai seorang istri oleh Imran. Isabella tidak bisa melawan itu semua karena keluarganya yang terlilit hutang oleh bank.
Sikap kasar, perilaku yang tidak senonoh, dan kata –kata kasar yang dikatakan Imran, tidak sepantasnya ditayangkan di televisi. Tayangan ini juga ditayangkan pada waktu dimana anak – anak sedang beristirahat dan menonton acara televisi. Perbuatan Imran ini bisa saja diikuti oleh anak – anak yang belum mengerti apa maksud dari cerita ini. Bahasa – bahasa yang kurang senonoh dapat diterapkan di dalam kehidupan anak – anak yang menyaksikan film tersebut. Sebagai contoh ada seorang anak kecil yang mengatakan ‘bedebah’ kepada seorang temannya. Dari manakah anak itu bisa berbicara layaknya orang dewasa sedangkan ia tidak mengerti apa arti dari kata itu?

III. Rangkuman Acara/Sinopsis

Film : Isabella
Stasiun televisi : Indosiar
Jam : 18.00 – 19.00
Tanggal : 6 September 2009

Pada episode tanggal 6 September 2009, film ini menceritakan tentang bagaimana usaha Imran dan Ferdy (kekasih Isabella selama di Jakarta) berusaha menyelamatkan Isabella dari cengkraman Faris (sepupu Imran yang sangat mencintai Isabella). Imran dan ferdy merubah dirinya menjadi seorang Ustadz supaya bisa masuk ke dalam rumah Faris dan kerajaan Kelantan karena Isabella masih berada di dalam kerajaan tersebut. Terkadang Imran dan Ferdy berubah menjadi setan, karena Imran dan Ferdy sudah dibunuh oleh Faris dengan cara di dorong ke dalam jurang. Faris, Ibu Imran dan Halimah mengetahui bahwa Imran dan Ferdy sudah meninggal. Pada episode ini, Faris memaksa Isabella untuk menikah dengannya. Faris bersikap kasar, memukuli Isabella untuk tetap menikah dengannya. Faris menyimpan pisau di kantung celananya, Isabella merebut pisau tersebut dan coba melawan Faris dengan mengarahkan pisau itu ke muka Faris. Ibu Isabella dan adiknya di masukkan ke dalam ruangan secara paksa oleh pengawal kerajaan yang di perintahkan Faris. Pengawal itu mendorong ibu Isabella dan Alena sampai jatuh tersungkur di lantai.

IV. Pembahasan

Pada episode kali ini, ada beberapa dampak buruk yang bisa dilakukan oleh anak – anak kecil yang menyaksikannya. Anak – anak bisa menganggap bahwa ia bisa berubah menjadi setan untuk menakut – nakuti orang lain, sama seperti yang dilakukan oleh Imran dan Ferdy. Sikap kasar yang dilakukan oleh Faris bisa ditiru oleh anak – anak, sebagai contoh mereka bisa menerapkan sikap itu kepada pembantu di rumah atau kepada teman – temannya di sekolah. Kemudian anak – anak bisa mengikuti sikap Isabella yang menggunakan senjata tajam seperti pisau untuk mengancam teman – temannya, padahal mereka tidak mengerti apa kegunaan pisau itu dan apa akibatnya jika menggunakan pisau itu. Anak – anak juga bisa melakukan sikap kasar yang dilakukan oleh pengawal tersebut kepada orang – orang di sekitarnya yaitu dengan mendorong atau bersikap sama seperti yang ditayangkan di film tersebut.

IV. Kesimpulan

Perfilman di Indonesia harus diseleksi dan ditayangkan sesuai dengan usia yang diperuntukkan. Gaya bahasa dan perilaku harus dilakukan secara hati – hati agar anak – anak tidak meniru tayangan yang kurang pantas untuk anak seusianya. Waktu untuk menayangkan film tersebut harus tepat, dimana orang dewasa sedang beristirahat, atau anak – anak yang sedang beristirahat. Tayangan atau film orang dewasa dapat ditayangkan saat anak – anak sedang melakukan aktivitas belajar atau menjelang tidur. Kemudian film yang diperuntukkan untuk anak – anak dapat ditayangkan saat mereka beristirahat dengan sikap, gaya bahasa, dan perilaku yang sesuai dengan usianya.
Sehingga anak – anak dan orang dewasa dapat secara teratur melakukan perilaku dan sikap mereka sesuai dengan usia mereka masing – masing.

No comments:

Post a Comment