Tuesday, October 13, 2009

Australia

Negara                                    : Australia

Ibu Kota                      : Canberra

8 Negara Bagian          : New South Wales (NSW), Queensland (QLD), South Australia (SA), Tasmania (TAS), Victoria (VIC), Western Australia (WA), Northern Territory (NT) dan Australian Capital Territory (ACT)

Bahasa resmi               : Bahasa Inggris

Pemerintahan              : Monarki

  Konstitusional

 

Motto                          : Tidak ada (sebelumnya Advance Australia / Majulah Australia)

Lagu kebangsaan         : Advance Australia Fair

Luas                             : 7,686,850 km2

Mata uang                    : Dolar Australia (AUD)

 

Kota-kota besar di Australia dan jumlah populasinya :

 

1. Sydney                     4.336.374                    7. Newcastle               523.662

2. Melbourne              3.806.092                    8. Canberra                 388.072

3. Brisbane                  1.867.594                    9. Wollongong                        280.159

4. Perth                       1.554.769                    10. Sunshine Coast     230.429

5. Adelaide                  1.158.259                    11. Hobart                  207.467

6. Gold Coast             583.657                       12. Gee long               169.544

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I. INTERNATIONAL TRADE

 

 

Main Exports

 

Pendapatan ekspor Australia dari perusahaan-perusahaan tambang dan energi naik 29% menjadi US$67,4 miliar dalam tahun fiskal sampai Juni, menurut laporan Australian Bureau of Agricultural and Resource Economics (ABARE).

Sebagai negara maju, Australia berbeda dengan negara maju lainnya. Australia lebih mengandalkan ekspor sumber daya alam dibandingkan hasil-hasil industrialisasi. Dari nilai ekspor barang dan jasa sebesar 214 juta dolar Australia untuk periode 2006/07 (Juli 2006–Juni 2007), lebih dari 102 juta dolar Australia merupakan ekspor sumber daya alam (primary goods). Komoditas ekspor tersebut didominasi barang tambang seperti batubara, bijih besi, emas, minyak mentah, dan aluminium. Hasil-hasil pertanian dan ternak walaupun cukup besar namun masih tidak sebesar hasil tambang. Sementara ekspor barang manufaktur hanya sebesar 44 juta dolar Australia, sedikit lebih kecil dibanding ekspor jasa yang mencapai 46 juta dolar Australia.

Lembaga pemerintah itu mengatakan, berbagai komoditi mencatat kenaikan terbesar dalam pendapatan ekspor untuk periode tersebut di mana batu bara untuk masak, mengalami kenaikan 65% menjadi AU$10,73 miliar, bijih besi dan pellets naik 53% menjadi AU$8,09 miliar dan batu bara untuk penguapan naik 45% menjadi AU$6,34 miliar.

Komoditi lainnya yang mengalami kenaikan signifikan dalam pendapatan ekspor pada periode 2004-22005 adalah minyak mentah naik 25% menjadi AU$6,33 miliar, gas alam cair naik 47% menjadi AU$3,20 miliar dan tembaga naik 41% menjadi AU$3,04 miliar.

Direktur eksekutif ABARE Brian Fisher mengatakan bahwa menguatnya kinerja ekspor tersebut akibat pengaruh dari harga ekspor yang lebih tinggi meliputi hampir 80% dari semua komoditi tambang dan energi yang diekspor, bersamaan dengan meningkatnya volume ekspor lebih dari dua pertiga.

ABARE mengatakan, indeks harga ekspor sumber-sumber mineral Australia naik dengan 29% pada 2004-2005 di banding dengan setahun sebelumnya, dengan harga untuk mineral energi naik 43% sedangkan harga metal dan mineral naik 19%. Fisher juga mengatakan bahwa impor sumber-sumber mineral juga mencapai rekor tinggi kenaikannya yakni 36% menjadi AU$20,9 miliar. Ia mengatakan bahwa penyumbang utama komoditi impor adalah minyak mentah yang mengalami kenaikan 52% menjadi AU$10,01 miliar dan produk-produk minyak sulingan yang mengalami kenaikan 43% menjadi AU$5,16 miliar.

 

Ekspor                         : A $ 215,8 miliar (2006-2007)

Ekspor barang             : batubara, emas, daging, wol, aluminum , bijih besi, gandum, mesin  dan peralatan transportasi

Mitra utama ekspor    : Jepang 20,3% ; Cina 11,5% ; India 10,8% (2007) ; Korea Selatan 7,9% ; AS 6,7% ; Selandia Baru 6,5% (2005)

Main Imports (Imports Australia Ke Indonesia)

Australia adalah negara daratan dengan luas sekitar 7,7 juta kilometer persegi (km2), hampir empat kali luas Indonesia Australia dikenal sebagai penghasil batubara terbesar di dunia selain barang tambang lain yang juga berlimpah, seperti emas, minyak, aluminium, dan uranium. Selain itu, lahannya yang luas menjadi sumber daya yang baik bagi aktivitas pertanian dan peternakan, walaupun kini hasilnya berkurang karena dilanda kekeringan.

Dari sisi impor, barang-barang manufaktur yang sangat dominan antara lain kendaraan bermotor, minyak rafinasi, Komputer, obat-obatan (termasuk untuk binatang), dan tekstil. Impor barang manufaktur mencapai 141 juta dolar Australia, sementara impor hasil bumi hanya sebesar 33 juta dolar Australia dengan komponen terbesar adalah impor minyak mentah (70 persen) dan makanan olahan (20 persen). Impor jasa juga relatif tinggi, yaitu sebesar 44 juta dolar Australia. Dalam dua tahun terakhir, Australia mencatat defisit neraca perdagangan (balance of trade), sebesar 14,5 juta dolar Australia (2005/2006) dan 12 juta dolar Australia (2006/2007).

 

 

Impor                          : A $ 227,8 miliar (2006-2007) 

Impor barang               : mesin dan peralatan transportasi, komputer dan mesin kantor, telekomunikasi laser

Mitra impor utama      : US 13,9%; Cina 13,7%; Jepang 11%; Singapura 5,6%;

 Jerman 5,6% (2005)

ECONOMIC CONDITIONS

Inflation

Tingkat inflasi di Australia telah mengalami kenaikkan hingga level tertinggi dalam lebih dari satu decade terakhir. Data consumer prices meningkat 1,2% dalam tiga bulan terakhir dan membuat tingkat inflasi di Australia saat ini berada pada level 5%.

 

Peningkatan inflasi ini memberikan gambaran tentang kenaikan harga bahan bakar, makanan dan sector-sector yang lain. Level 5% merupakan level yang jauh lebih tinggi daripada ekspektasi bank sentral Australia pada kisaran 3%.

 

Pemerintah Australia telah menyatakan akan memberikan bantuan darurat sebesar 10.4 milliar dolar Australia. Pihak bank sentral Australia juga telah menurunkan suku bunga sebesar 1% bulan ini. Tindakan ini merupakan pemangkasan suku bungan yang ironis, setelelah hampir selama tujuh tahun menaikkan suku bunga.

 

Para analisi menyatakan bahwa saat ini tingkat inflasi di Australia tidak akan menjadi prioritas utama. Karena pihak bank sentral Australia lebih memilih menstabilkan ekonomi, melancarkan likuiditas dan mengembalikan kepercayaan investor. Oleh karena itu diperkirakan suku bunga Australia akan kembali dipangkas.

 

No comments:

Post a Comment